THE WAVE OF SKOT79
PENERAJU KEPIMPINAN KAGAT MASA HADAPAN
Search This Blog
Peringatan buat Skot79
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ada sebuah hadits yang berbunyi:
وَيْحَكَ يَا ثَعْلَبَةُ، قَلِيْلٌ تُؤَدِّيْ شُكْرَهُ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ لاَتُطِيْقُهُ. أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ مِثْلَ نَبِيِّ اللهِ، فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ شِئْتُ أَنْ تَسِيْلَ مَعِيَ الْجِبَالُ فِضَّةً وَذَهَبًا لَسَالَتْ.
“Artinya : Celaka engkau wahai Tsa’labah! Sedikit yang engkau syukuri itu lebih baik dari harta banyak yang engkau tidak sanggup mensyukurinya. Apakah engkau tidak suka menjadi seperti Nabi Allah? Demi yang diriku di tangan-Nya, seandainya aku mau gunung-gunung mengalirkan perak dan emas, niscaya akan mengalir untukku”
TAKHRIJ HADITS.
Hadits ini diriwayatkan oleh:
Ibnu Jarir dalam Jami’ul Bayaan (VI/425 no. 17002), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabir (VIII/218-219, no. 7873), ad-Dailamy, Ibnu Hazm dalam al-Muhalla (XI/208) dan al-Wahidi dalam Asbaabun Nuzul (hal. 257-259).
Semuanya telah meriwayatkannya dari jalan Mu’aan bin Rifa’ah as Salamy dari Ali bin Yazid dari al-Qasim bin Abdur Rahman dari Abu Umamah al-Baahiliy, ia berkata: “Bahwasanya Tsa’labah bin Hathib al-Anshary datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata: “Ya Rasulullah, berdo’alah kepada Allah agar aku dikarunia harta.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: (Ia pun menyebutkan lafazh hadits di atas).
Lanjutan hadits ini adalah sebagai berikut:
Kemudian ia (Tsa’labah) berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan benar, seandainya engkau memohon kepada Allah agar aku dikaruniai harta (yang banyak) sungguh aku akan memberikan haknya (zakat/sedekah) kepada yang berhak menerimanya.”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a: “Ya Allah, karuniakanlah harta kepada Tsa’labah.”
Kemudian ia mendapatkan seekor kambing, lalu kambing itu tumbuh beranak, sebagaimana tumbuhnya ulat. Kota Madinah terasa sempit baginya.
Sesudah itu, ia menjauh dari Madinah dan tinggal di satu lembah (desa). Karena kesibukannya, ia hanya berjama’ah pada shalat Zhuhur dan Ashar saja, dan tidak pada shalat-shalat lainnya. Kemudian kambing itu semakin banyak, maka mulailah ia meninggalkan shalat berjama’ah sampai shalat Jum’at pun ia tinggalkan.
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para Shahabat: “Apa yang dilakukan Tsa’labah?”
Mereka menjawab: “Ia mendapatkan seekor kambing, lalu kambingnya bertambah banyak sehingga kota Madinah terasa sempit baginya,…”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam mengutus dua orang untuk mengambil zakatnya seraya bersabda: “Pergilah kalian ke tempat Tsa’labah dan tempat fulan dari Bani Sulaiman, ambillah zakat mereka berdua.”
Lalu keduanya pergi mendatangi Tsa’labah untuk meminta zakatnya. Sesampainya disana dibacakan surat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan serta merta Tsa’labah berkata: “Apakah yang kalian minta dari saya ini, pajak atau sebangsa pajak? Aku tidak tahu apa sebenarnya yang kalian minta ini!”
Lalu keduanya pulang dan menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala beliau melihat kedua-nya (pulang tidak membawa hasil), sebelum mereka berbicara, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Celaka engkau, wahai Tsa’labah! Lalu turun ayat:
“Artinya : Dan di antara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah: ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.’ Maka, setelah Allah mem-berikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” [At-Taubah: 75-76]
Setelah ayat ini turun, Tsa’labah datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mohon agar diterima zakatnya.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung menjawab: “Allah telah melarangku menerima zakatmu.” Hingga Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, beliau tidak mau menerima sedikit pun dari zakatnya.
Dan Abu Bakar, ‘Umar, serta ‘Utsman pun tidak menerima zakatnya di masa khilafah mereka.
Keterangan: HADITS INI (ضَعِيْفٌ جِدًّا) LEMAH SEKALI
Lihat Dha’if Jami’ush Shaghiir (no. 4112).
Karena dalam sanad hadits ini ada dua orang perawi yang lemah:
[1]. Ali bin Yazid, Abu Abdil Malik, seorang rawi yang sangat lemah.
Imam al-Bukhari dalam kitabnya berkata: “Ali bin Yazid, Abu ‘Abdil Malik al-Hany ad-Dimasyqy adalah seorang perawi yang Munkarul Hadits.”
Imam an-Nasa-i berkata: “Ia meriwayatkan dari Qasim bin ‘Abdirrahman, ia Matrukul Hadits.” [Lihat adh-Dhu’afaa’ wal Matrukiin (no. 455).]
Imam ad-Daraquthny berkata: “Ia seorang matruk (yang ditingggalkan haditsnya dan tertuduh dusta).”
Imam Abu Zur’ah berkata: “Ia bukan orang yang kuat.”
Imam al-Haitsamy berkata: “ ‘Ali bin Yazid adalah seorang matruk.”
[Periksa: Mizaanul I’tidal (III/161, no. 5966), Taqriibut Tahdziib (II/705, no. 4933), al-Jarh wat Ta’dil (VI/208), Lisanul Mizan (VII/ 314), Majmu’uz Zawaaid (VII/31-32)]
[2]. Mu’aan bin Rifaa’ah as-Salamy, seorang perawi yang dha’if (lemah).
Ibnu Hajar berkata: “Ia adalah seorang rawi yang lemah dan ia sering memursalkan hadits.” [Periksa: Taqriibut Tahdziib (II/194, no. 6771)]
Kata Imam adz-Dzahabi: “Ia tidak kuat haditsnya.” [Periksa: Mizaanul I’tidal (IV/134)]
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Hammad, ia berkata: “Salamah dari Ibnu Ishaq dari ‘Amr bin ‘Ubaid dari al-Hasan: ‘Bahwa yang dimaksud ayat itu (9: 75) adalah Tsa’labah bin Haathib Mu’aththib bin Qusyair keduanya dari bani ‘Amr bin ‘Auf.’” [Periksa: Jami’ul Bayaan fii Ta’-wiilil Qur-aan (IV/ 427, no. 17005)]
Adapun kelemahannya adalah:
[1]. Mursal Hasan al-Bashry, ia seorang tabi’in.
[2]. ‘Amr bin ‘Ubaid Abu ‘Utsman al-Bashri al-Mu’tazili.
Kata Ibnu Ma’in: “Tidak boleh ditulis haditsnya.”
Kata Imam an-Nasaa-i: “Matruk, tidak kuat, tidak boleh ditulis haditsnya.”
Kata Imam al-Fallas: “ ‘Amr ditinggalkan haditsnya dan dia adalah ahli bid’ah.”
Kata Abu Hatim: “Matrukul Hadits.”
[Lihat Mizaanul I’tidal (III/273-280) dan Tahdzibut Tahdzib (VIII/62-63)]
PARA ULAMA YANG MELEMAHKAN HADITS-HADITS INI
Di Antaranya ialah:
[1]. Imam Ibnu Hazm, ia berkata: “Riwayat ini bathil.” [l-Muhalla (XI/207-208).]
[2]. Al-hafizh al-’Iraqy berkata: “Riwayat ini dha’if.” [Lihat Takrij Ahaadits Ihya’ Ulumuddin (III/287).]
[3]. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany berkata: “Riwayat tersebut dha’if dan tidak boleh dijadikan hujjah.” [Lihat Fat-hul Baari (III/266)]
[4]. Ibnu Hamzah menukil perkataan Baihaqi: “(Riwayat ini) dha’if.” [Lihat al-Bayan wat Ta’rif (III/66-67)]
[5]. Al-Munawi berkata: “(Riwayat ini) dha’if.” [Lihat Fai-dhul Qadir (IV/527).]
[6]. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Hadits ini dha’ifun jiddan.” [Lihat Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (IX/78 no. 4081)]
RIWAYAT YANG BENAR
Tsa’labah bin Haathib adalah seorang Sahabat yang ikut dalam perang Badar sebagaimana disebutkan oleh:
[1]. Ibnu Hibban dalam kitab ats-Tsiqaat (III/36).
[2]. Ibnu ‘Abdil Barr dalam kitab al-Istii’ab (hal. 122).
[3]. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany di dalam kitab al-Ishaabah fii Tamyiizish Shahaabah (I/198). Beliau ber-kata: “Tsa’labah bin Hathib adalah Shahabat yang ikut (hadir) dalam perang Badar.
Sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang ahli Badar:
لَنْ يَدْخُلَ النَّارَ رَجُلٌ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَّةَ.
“Artinya : Tidak akan masuk Neraka seseorang yang ikut serta dalam perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah.” [HR. Ahmad (III/396), lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahihah (no. 2160)]
[4]. Kata Imam al-Qurthuby (wafat th. 671 H): “Tsa’labah adalah badry (orang yang ikut perang Badar), Anshary, Shahabat yang Allah dan Rasul-Nya saksikan tentang keimanannya seperti yang akan datang penjelasannya di awal surat al-Mumtahanah, adapun yang diriwayatkan tentang dia (tidak bayar zakat) adalah riwayat yang TIDAK SHAHIH. [Tafsir al-Qurthuby (VIII/133), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah]
SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP HIKAYAT TSA'LABAH YANG TIDAK BENAR DI ATAS
Sesudah kita mengetahui kelemahan riwayat tersebut, maka tidak halal bagi seorang muslim pun untuk mem-bawakan riwayat Tsa’labah sebagai permisalan kebakhilan, karena bila kita bawakan riwayat itu berarti:
Pertama : Kita berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua : Kita menuduh seorang Shahabat ahli Surga dengan tuduhan yang buruk.
Ketiga : Kita telah berdusta kepada orang yang kita sampaikan cerita tersebut kepadanya.
Ingat, kita tidak boleh sekali-kali mencela, memaki atau menuduh dengan tuduhan yang jelek kepada para Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَبَّ أَصْحَابِيْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ.
“Artinya : Barangsiapa mencela Shahabatku, maka ia mendapat laknat dari Allah, Malaikat dan seluruh manusia.” [ HR. Ath-Thabrani di dalam kitab al-Mu’jamul Kabir (XII/110, no. 12709) dan hadits ini telah di-hasan-kan oleh Imam al-Albany dalam Silsilatul Ahaadits ash-Shahihah (no. 2340), Shahih al-Jaami’ush Shaghir (hal. 2685)]
Wallaahu a’lam bish Shawaab.
[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
_________
MARAAJI’
[1]. Tsa’labah bin Haathib ash-Shahaby al-Muftara’ ‘alaihi, oleh ‘Adab Mahmud al-Humasy, cet. Daarul Amaani, Riyadh, th. 1407 H.
[2]. Asy-Syihaab ats-Tsaqiib fidz Dzabbi ‘anish Shahabil Jalil Tsa’labah bin Haathib, oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly, Daarul Hijrah, cet. II, th. 1410 H.
[3]. Mizaanul I’tidal fii Naqdir Rijal, oleh Imam adz-Dzahaby, tahqiq: ‘Ali Muhammad al-Bijaawy, cet. Daarul Fikr.
[4]. Majmu’-uz Zawaa-id wa Mamba-ul Fawaa-id, oleh Imam al-Haitsamy.
[5]. Al-Muhalla, oleh Ibnu Hazm.
[6]. Tafsir ath-Thabary, oleh Imam ath-Thabary, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah.
[7]. Tafsir al-Qurthuby, Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthuby.
[8]. Taqriibut Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqa-lany, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah.
[9]. Al-Jarh wat Ta’dil, oleh Ibnu Abi Hatim ar-Razy, cet. Daarul Fikr.
[10]. Al-Mu’jamul Kabir, oleh Imam ath-Thabary, tahqiq: Hamdi Abdul Majid as-Salafy.
[11]. Adh-Dhu’afa’ wal Matrukin, oleh Imam an-Nasa-i, cet. Daarul Fikr.
[12]. Fai-dhul Qadir, oleh al-Munawy, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah.
[13]. Fat-hul Baari, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, cet. Daarul Fikr.
[14]. Al-Ishaabah fii Tamyizish Shahabah, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar ‘al-‘Asqalany.
[15]. Al-Istii’ab bi Ma’rifatil Ash-haab, oleh al-Hafizh Ibnu ‘Abdil Barr (bihaamisy al-Ishaabah.)
[16]. Lisaanul Miizan, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany.
[17]. Ihya’ ‘Ulumuddin, oleh Imam al-Ghazaly, (bi Haamisyihi takhrij lil-Hafizh al-‘Iraaqy.), cet. Daarul Fikr, th. 1418.
[18]. At-Tashfiyyah wat Tarbiyyah wa Aatsaariha fisti’naafil Hayaatil Islaamiyyah, oleh Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid al-Atsary.
[19]. Asbaabun Nuzul, oleh Imam Abul Hasan ‘Ali bin Ahmad al-Wahidy, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah.
[20]. Tahdziibut Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany.
[21]. Silsilatul Ahaadits adh-Dha’iifah wal Maudhuu’ah, oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany.
[22]. Shahih al-Jaami’-ush Shaghir, oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany.
Ibadah Ramadhan oleh Lt Kol Dr Burhanuddin
“wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu berpuasa sepertimana diwajibkan keatas umat yang terdahulu mudah-mudahan dengannya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa”
(Surah al-Baqarah ayat 183). Selamat menyambut bulan Ramadhan al-mubarak kepada semua rakan dan sahabat dengan iringan doa dan harapan, semoga Ramadhan yang kita tempuhi dan harungi berbekalkan semangat iman dan taqwa serta membawa impak dan erti yang sangat besar dalam kehidupan, khususnya dalam konteks menjalin dan mengukuhkan hubungan kita dengan Allah (hablun minAllah) dan hubungan kita sesama manusia (hablun Minannas) melalui melalui proses pentarbiahan dan pendidikan madrasah Ramadhan. Sebagai seorang Mukmin, marilah kita menghayati Ramadhan yang ianya sinonim dengan ibadah puasa. Konotasi puasa membawa maksud yang tersurat dan tersirat. Puasa merupakan ibadah yang paling hampir dengan makna keikhlasan bagi seorang hamba. Ini kerana ibadat puasa merupakan rahsia antara hamba dan Tuhannya. Seorang yang berpuasa boleh berbuka tanpa diketahui oleh orang lain, tetapi kerana ketaqwaannya kepada Allah yang mengetahui zahir dan batinnya, dan kerana mengharapkan pahala dan redha Allah, ia tidak melakukanya. Itulah sebabnya ibadat ini istimewa dari yang lain. Sifat inilah yang paling berharga dalam kehidupan seorang Muslim kerana amalan yang tidak disertai dengan keikhlasan tidak diterima oleh Allah dan tidak membuahkan hasil Ramadhan dengan segala amal penghayatannya akan memberikan pengalaman rohaniah yang unik dan istimewa. Menjadi harapan kita bersama agar Ramadan kali ini dapat menggerakkan hati nurani kita untuk melakukan pembaikan diri (self-improvement) serta meningkatkan kualiti diri menerusi penghayatan nilai-nilai unggul yang terumus dalam istilah inklusif taqwa. Selamat menjalani ibadah Ramadan.
Selamat Berpuasa
Skot79 Mengucapkan Selamat Berpuasa Khas untuk Warga Skot79 dan umat Islam Amnya.
Untuk makluman , Majlis berbuka puasa Skot79 akan diadakan pada 8 Ogos 2012 bertempat di Senawang Negeri 9. Kehadiran perlu dinyatakan kepada Setiausaha Skot 79, Mej Nizar ,
Takziah Daripada Skot79
Skot 79 Kembali Menggegar
Sudah lama Blog Skot79 tidak di update. Bukannya merajuk atau hilang semangat sebaliknya, kerana kesuntukan masa dan keadaan yang tidak berapa mengizinkan. Walau apapun, Skot 79 sentiasa bersemangat untuk menyumbangkan bakti kepada kor dan perkhidmatan semata-mata kerana Allah. Di kesempatan ini juga Skot79 ingin mengucapkan tahniah kepada warga Skot yang mendapat anugerah samada berbentuk Quantiti atau Qualiti.
Skot 79 ingin merakamkan ucapan selamat berjuang kepada Mej Zainal Azira (Tok Wali) yang sekarang sedang berada di Afghanistan menggantikan Mej Hasbullah dan Mej Hj Tabizi (Tok Hafiz) serta Mej Syamsul Arianas yang berada di Lebanon. Dua orang skot79 ini adalah lambang kekuatan Skot79. Apa tidaknya, ramai lagi senior yang belum merasai berkhidmat di luar Negara , tetapi pucuk pimpinan tetap memilih Skot79. Itulah lambangnya kehebatan Skot79 dan bukti nyata terhadap kemampuan Skot79 untuk menerajui KAGAT di masa hadapan. Syabas Skot79.
Bagi yang gugur di tengah jalan tu…. Mej Azlisham (Medical), Mej Sakri (Medical) Mej Wadid ( Medical) anda semua tetap hebat. Kerana apa? Kerana anda telah menyahut cabaran untuk berjuang dan anda telah pergi melapor diri tetapi keadaan tidak mengizinkan maka anda di hantar pulang. Itu hebatnya Skot 79. Berani menyahut cabaran walauoun nyawa jadi taruhan. Mengikut maklumat yang di terima, Mej Sakri telah merayu-rayu untuk pergi berjuang tetapi Dr tidak membenarkan manakala Mej Wadid pula, telah melakukan latihan yang menyebabkan peluhnya keluar seperti percikan embun di pagi hari semata-mata untuk melayakan diri menyertai misi tetapi tersangkut dek tekanan darah yang terlalu laju mengatasi lajunya peluh. Itulah gambaran kehebatan dua orang skot kita, sanggup menggadai nyawa biarpun elaun yang ditawarkan tidak memadai.
Tidak lupa juga ucapan Selamat pulang kepada Skot yang telah menyelesaikan misi mereka bersana PBB stakat ini yang telah selamat pulang adalah Mej Hasbullah (Pak Lah) yang telah melaksanakan misi ke Afghanistan dan Mej Zul (Misi ke Lebanon). Pak Lah setakat ini telah menyertai 2 Misi antara bangsa. Pertamanya ke Timor Leste dan kedua ke Afghanistan. Kedua-dua misi ini bukannya mudah. Nyawa menjadi taruhan namun dek kekuatan diri Skot kita tetap mampu menggalas cabaran yang diamanahkan. Syabas Skot 79.
Skot79 Kembali Menggegar
KAKI AMPU YANG MUNAFIK
Pada suatu hari, seorang raja memanggil kesemua penasihatnya yang terdiri daripada mufti, menteri-menteri dan timbalannya, para hukama dan tokoh-tokoh agama negarawan ke istana hinggapnya. Mereka dijamu dengan pelbagai juadah dan dianugerah dengan bintang-bintang kehormat.
Selepas menikmati jamuan, raja mengeluarkan sebotol minyak wangi dari sakunya. Baginda membuka dan menghidunya. "Minyak wangi apa ni... busuk sangat baunya.." Sambil berkata begitu, raja itu menghulurkan botol itu kepada mufti di sebelahnya. Mufti itu menghidunya. "Ya, benar. Terlalu busuk minyak wangi ini." Minyak wangi itu diberikan pula kepada wazir di sebelahnya. Wazir itu berkata, "Betul Tuanku! Minyak wangi ini memang busuk." Begitulah seterusnya botol itu diedar kepada para jemputan yang ada di balairong. Kesemua mereka mengatakan busuk sebagaimana didakwa oleh rajanya.
Akhirnya sampailah kepada giliran seorang memanda menteri. Sebaik saja menciumnya, dia terus berikan respons, "Tidak betul, mana ada minyak wangi yang tidak wangi. Kesemua minyak wangi adalah wangi termasuk yang ini. Minyak wangi ini sangat harum, tidak seperti yang tuan-tuan katakan."
Mendengar kata-kata memanda menteri tadi, raja itu tersenyum sambil berkata, "Benar kata-kata menteriku ini. Kamu semua adalah pengampu yang berbohong. Kamu sanggup menyembunyikan kebenaran kerana nak mengampu dan menjaga status kamu semua. Mulai hari ini pengampu-pengampu semua dipecat dari sebarang jawatan. Memanda menteri yang berkata benar ini beta lantik menjadi penasihat diraja."
MORAL & IKTIBAR
- Seorang pemimpin yang benar-benar sedar tentang peranannya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini sentiasa berusaha menegakkan kebenaran dan menghapuskan kebatilan. Mereka bersedia menerima teguran membina daripada rakyat-rakyat dan orang bawahannya meskipun pahit didengar. Sebaliknya mereka benci kepada orang-orang yang suka mengampu dan memujinya tanpa hak.
- Mereka yang Allah kehendaki menjadi manusia yang baik rela mendengar pendapat dan kritikan orang lain terhadapnya.
- Bertuahlah sesebuah negara yang mempunyai umara' (raja) yang menghampiri ulama' dan binasalah sesebuah negara yang mana ulama'nya suka menghampiri umara'.
- Kata-kata yang ikhlas disukai Allah meskipun dibenci oleh semua manusia. Sebaliknya kata-kata yang tidak ikhlas dibenci Allah meskipun digemari oleh semua lapisan manusia.
- Carilah keredhaan Allah meskipun terpaksa berdepan dengan onak dan duri.
- Kebaikan sejati ialah berani berkata benar di depan pemerintah yang zalim.
- Pemerintah yang zalim suka mempunyai penasihat-penasihat yang berkata manis kepada dirinya walaupun tidak benar.
- Jauhi sifat munafik kerana ia ibarat musang berbulu ayam. Membiarkan si munafik bermaharajalela seolah-olah merosakkan keseluruhan mukabumi Allah ini dengan noda dan dosa.
- Allah membenci orang yang munafik. Oleh sebab itulah kedudukan orang munafik adalah paling hina daripada orang kafir. Orang kafir jatuh kerana kejahilannya tetapi si-munafik berkata bohong sedangkan dia tahu itu adalah salah. Justeru, Allah meletakkan orang munafik di kerak neraka yang paling bawah.
Tahniah
Calon Utama Skot79 Ke Afghanistan Kemalangan
About Me
Minda Mejar Zainal
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Jaringan Islam
Blog Archive
Labels
- A (1)
PENGHULU SKOT79
- TP3 : Kapt Hj Mohd Khairi bin Awang
- TP2 : Kapt Mohd Sakri Yusop
- TP1 : Kapt Hafidi Hussin